Hai temen-temen kembali lagi sama saya admin buhyar disini saya akan membagikan contoh makalah yang baik dan benar gimana sih makalah yang baik agar bisa diterima dosen yang pastinya dari segi penulisan bagus paragraf bagus trus kemudian letak babnya sempurna ukurannya harus sesuai nama dosen dimana logo kampus dimana dan dsini saya akan memberikan contoh tersebut.
dimana di awal kita masuk perkuliahan pasti temen-temen bingung apasih itu makalah dan seperti apa lalu bagaimana cara membuatnya..
nah disini langsung saja saya berikan contoh membuat makalah dengan baik dan benar.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang kita gunakan
sehari-sehari, sekilas gampang dan sangat mudah dipelajari. Akan tetapi
sebenarnya ada banyak hal yang belum kita ketahui tentangnya, terutama dalam
hal hukumnya. Alinea merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk kita
pelajari, karena sangat berpengaruh dalam pembentukan sebuah tulisan yang
menarik dan berkualitas.
Kita sering mendengar istilah paragraf atau alinea.
Istilah tersebut sering digunakan, baik dalam percakapan maupun dalam
kegiatan-kegiatan pertemuan dalam rapat, diskusi, atau seminar. Mereka yang
sering menulis, baik surat, kertas kerja, pelaporan, atau skripsi pasti
menggunakan alinea dalam tulisannya. Apabila ditanyakan definisi dari alinea
maka akan bervariasi jawabannya.
Bila kita membuat alinea,kita menuliskan sekelompok
ide yang terdiri atas ide pokok dan ide bawahan yang merupakan penjelasan
tentang ide pokok.Di samping ide pokok ini,terdapat ide pokok lainnya yang
masih berkaitan dengan ide pokok pertama.Kedua ide pokok ini merupakan bagian
kelompok ide yang lebih besar.
Oleh sebab itu,ide pokok yang kedua ini diungkapkan
dalam alinea berikutnya yang disertai pula dengan ide pokok bawahan yang berupa
penjelasan terhadap ide pokok kedua tadi.Demikianlah seterusnya sehingga kita
dapat membuat sebuah karangan yang terdiri atas beberapa alinea yang mengandung
kelompok-kelompok ide yang saling berkaitan.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian paragraph/alinea ?
2. Macam-macam alinea?
3. Koreksi kesalahan kalimat?
4. Membuat
ringkasan teks?
C. Tujuan
tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui paragraf/alinea, macam-macam alinea, koreksi kesalahan alenia dan membuat ringkasan ringkasan teks
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Alinea
Alinea atau sering disebut juga paragraf adalah suatu bagian dari bab pada
sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai
dengan baris baru. Pada umumnya alinea terdiri dari lebih dari satu kalimat atau dapat
dikatakan terdiri dari beberapa kalimat. Dari segi fungsi dan kandungannya,
kalimat dalam alinea dapat dipilah-pilah menjadi beberapa bagian yaitu :
1. Kalimat Topik
Kalimat topik merupakan
bagian yang terpenting dalam sebuah alinea/paragraf karena kalimat topik
mengungkapkan gagasan pokok dalam kalimat yang bersangkutan. Kalimat topik
hendaknya merupakan kalimat efektif yang menarik, merupakan susunan yang runtut
dan logis dan juga merupakan rumusan yang tidak terlalu umum namun juga tidak
terlalu spesifik.
2. Kalimat Pengembangan
Kalimat pengembangan
merupakan kalimat - kalimat yang
menguraikan hal-hal yang terkandung dalam kalimat topik. Kalimat-kalimat
pengembangan itu hendaknya berpusat pada kalimat topik agar terciptanya suatu
gagasan dan juga agar tidak terjadinya kalimat-kalimat pengembangan yang
menyeleweng dari kalimat topik. Untuk menghindari hal tersebut diperlukan
perumusan butir-butir pengembangan secara ringkas di bawah kalimat topik
sehingga bisa terbentuk alinea/paragraf yang baik.
3. Kalimat Penutup
Setelah pengembangan dari
kaliat topik itu sampai pada batas kecukupan, maka sebuah alinea/paragraf itu
sebaiknya diakhiri. Kalimat yang mengakhiri alinea itu disebut kalimat penutup.
Demi terwujudnya kesatuan gagasan, penyusunan kalimat topik hendaknya
berdasarkan kalimat-kalimat pengembangan. Kalimat penutup dalam suatu
alinea/paragraf biasanya dapat berupa penekanan kembali, kesimpulan dan
rangkuman. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat penutup didasarkan
dari kalimat topik dan juga kalimat-kalimat pengembangan.
4. Kalimat Penghubung
Agar suatu alinea dapat
terhubung dengan alinea yang lain maka diperlukan adanya kalimat penghubung.
Hubungan antara alinea yang satu dengan alinea yang lain hanya dapat diketahui dari
hubungan isi alinea tersebut. Oleh karena itu, kalimat penghubung itu dalam
alinea tertentu diperlukan, dan dalam alinea yang lain tidak diperlukan.
Maksudnya adalah, tidak dalam setiap alinea terdapat kalimat penghubung.
B. Macam-Macam Alinea
Macam- macam alinea itu ada tiga yaitu :
1. Alinea Pembuka
Alinea pembuka merupakan
bagian dari sebuah wacana atau karangan yang paling pertama kita temui. oleh
karena situ, sebaiknya alinea pembuka itu disusun secara menarik agar
memunculkan rasa ingin tahu kepada para pembaca. Dalam alinea pembuka sangat
diharapkan dapat membimbing para pembaca untuk memasuki suatu jalan cerita atau
isi dari wacana atau dengan kata lain alinea pembuka ini menyiapkan para
pembaca untuk memasuki alinea isi. Rumusan alinea pembuka yang baik akan
menjadi pedoman untuk pengembangan karangan menuju tingkat selanjutnya. Dengan
pedoman itu maka akan tercapainya suatu kepaduan pada dalam sebuah wacana atau
karangan.
2. Alinea Isi
Alinea isi merupakan suatu
ide pokok beserta pengembangannya dalam sebuah wacana atau karangan. Oleh
karena itu, alinea isi merupakan bagian yang esensial dalam suatu wacana atau
karangan. Maksudnya adalah alinea isi menjelaskan dengan cara menguraikan
bagian-bagian ide pokok tersebut. Dalam menjelaskannya harus disusun dengan
berurutan dan sesuai dengan asas-asas penalaran yang masuk akal atau logis.
3. Alinea Penutup
Alinea penutup merupakan
alinea-alinea yang mengakhiri atau menutup suatu wacana atau karangan. Alinea
ini merupakan kebulatan dari masalah-masalah yang dikemukakan pada bagian
wacana atau karanan sebelumnya. Selain itu alinea penutup juga harus mengandung
kesimpulan yang benar-benar mengakhiri uraian wacana atau karangan tersebut.
Karena bertugas untuk mengakhiri suatu wacana, maka alinea penutup yang baik
ialah yang tidak terlalu panjang, tetapi juga tidak terlalu pendek. Akan
tetapi, alinea penutup harus menimbulkan kesan tersendiri bagi para pembaca.
Untuk menciptakan sebuah
wacana atau karangan yang baik diperlukan ketiga aspek tersebut agar para
pembaca dapat membaca dan mengerti arti dari wacana atau karangan yang kita
buat. Selain itu kita harus membaca terlebih dahulu wacana atau karangan yang
kita buat agar kita tahu dimana letak kesalahan kita supaya kita dapat
memperbaiki tau merevisi karangan kita sebelum dibaca oleh banyak orang.
C. Koreksi Kesalahan Kalimat
1. Kesalahan Kalimat
a. Kesalahan Internal
Kesalahan
internal adalah kesalahan kalimat yang diukur dari unsur-unsur dalam kalimat.
Kesalahan dari segi internal dapat dipilah menjadi beberapa tipe. Tipe pertama
adalah kesalahan kandungan isi yang menyebabkan kalimat menjadi tidak logis.
b. Kesalahan Eksternal
Kesalahan
eksternal adalah kesalahan yang diukur dari unsur luar kalimat yang
bersangkutan. Di sini kesalahan eksternal di ukur dari kalimat-kalimat lain yang menjadi
konteks atau lingkungannya.
2. Membetulkan kesalahan kalimat
Ada beberapa
jenis kesalahan dalam menyusun kalimat :
a.
Kalimat tanpa subjek
Dalam menyusun sebuah kalimat, sering kali dengan kata
depan atau preposisi, lalu verbanya menggunakan bentuk aktif atau berawalan me-
baik dengan atau tanpa akhiran –kan. Dengan demikian dihasilkan kalimat-kalimat
salah seperti di bawah ini.
1.
Bagi yang merasa kehilangan buku tersebut harap
mengambilnya di kantor.
2.
Dengan beredarnya koran masuk desa bermanfaat sekali
bagi masyarakat pedesaan.
Untuk membetulkan kalimat di atas dapat dilakukan
dengan :
1. Menghilangkan
kata depan pada masing-masing kalimat tersebut, atau
2. Mengubah verba pada kalimat tersebut,
misalnya dari aktif menjadi pasif.
Jadi
kemugkinan pembetulan kalimat di atas adalah :
1. Yang merasa kehilangan buku
tersebut harap mengambilnya di kantor.
2. Beredarnya koran masuk desa
bermanfaat sekali bagi masyarakat pedesaan.
Dalam
pembetulan kalimat di atas, maka subjeknya menjadi lebih jelas, yaitu
berturut-turut adalah yang merasa kehilangan buku tersebut dan beredarnya koran
masuk desa.
b. Kalimat dengan objek berkata depan
Kesalahan
pemakaian kata depan juga sering ditemui pada objek.
Sebagai contoh :
·
Hari ini kita tidak akan membicarakan lagi mengenai
soal harga, tetapi soal ada tidaknya barang itu.
Dalam setiap kesempatan mereka tidak
bosan-bosannya mendiskusikan tentang dampak positif pembuatan waduk itu.
Dua kalimat di atas dapat dibetulkan dengan menghilangkan kata depan
mengenai pada kalimat (1) dan tentang pada kalimat (2).
Perlu dicatat bahwa dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa verba dan
kata depan yang sudah merupakan paduan, misalnya:
Bertentangan dengan, bergantung pada, berbicara tentang, menyesal atas,
keluar dari, sesuai dengan serupa dengan.
c. Konstruksi pemilik kata depan
Kesalahan pemakaian kata depan lain
yang ditemui pada konstruksi frasa : termilik + pemilik. Secara berlebihan
sering ditemui adanya kecenderungan mengeksplisitkan hubungan antara termilik
dengan pemilik dengan memakai kata depan dari atau daripada, misalnya:
·
Kebersihan lingkungan adalah kebutuhan dari warga
·
Buku-buku daripada perpustakaan perlu ditambah.
Kontruksi frasa yang sejenis dengan kebutuhan
dari warga dan buku-buku daripada perpustakaan ini sering kita dengar perlahan
dalam pidato-pidato (umumnya tanpa teks), misalnya :
Biaya dari pembangunan jembatan ini;
kenaikan daripada harga-harga barang elektronik.
Dalam karangan keilmuan konstruksi
frasa yang tidak baku sepeti di atas hendaknya dihindari karena dalam bahasa
Indonesia hubungan “termilik” + pemilik bersifat implisit.
d. Kalimat
yang ‘pelaku’ dan verbanya tidak bersesuaian
Dalam kalimat dasar, verba dapat dibedakan menjadi verba yang menuntut
hadirnya satu ‘pelaku’ dan verba yang menuntut hadirnya lebih dari satu
‘pelaku’. Dalam pembentukan kalimat, kesalahan yang mungkin terjadi ialah yang
penggunaan verba dua ‘pelaku’, namun salah satu ‘pelakunya’ tidak tercantumkan
misalnya:
·
Dalam
perkelahian itu dia berpukul-pukulan dengan kencarnya
e. Penempatan yang salah kata aspek
pada kalimat pasif berpronomina
Menurut kaidah, konstruksi pasif berpronomina berpola aspek + pronomian
+ verba dasar. Jadi tempat kata aspek adalah di depan pronominal. Kesalahan
yang sering terjadi adalah penempatan aspek diantara pronominal dengan verba
atau dalam pola : “pronominal + aspek + verba dasar” misalnya:
·
Saya sudah
katakana bahwa
f. Kesalahan pemakaian kata sarana
Dalam menyusun kalimat sering dipakai
kata sarana, kata sarana itu dapat berupa kata depan dan kata penghubung. Kata
depan lazimnya terdapat dalam satu frasa depan, dan kata penghubung pada
umumnya terdapat pada kalimat mejemuk baik yang setara maupun yang bertingkat.
Kesalahan pemakaian kata depan
umumnya terjadi pada pemakaian kata depan di, pada dan dalam, ketiga kata depan
tersebut sering dikacaukan misaalnya:
·
Di saat
istirahat penyuluh mendatangi para petani (pada saat)
·
Benih itu
ditaburkanpada kolam yang baru (ke dalam)
D. Cara Membuat Ringkasan Teks
Bagi orang yang sudah terbiasa
membuat ringkasan, mungkin kaidah dalam yang berlaku dalam menyusun ringkasan
telah tertanam dalam benaknya. Meski demikian, tentulah perlu diberikan
beberapa patokan sebagai pegangan dalam membuat ringkasan teks terutama bagi
mereka yang baru mulai atau belum pernah membuatan ringkasan. Berikut ini
bebrapa pegangan yang dipergunakan untuk membuat ringkasan yang baik dan
teratur :
1.
Membaca naskah asli
Bacalah naskah asli agar dapat mengetahui kesan umum tentang
karangan tersebut secara menyeluruh.
2. Mencatat
gagasan utama
3. Mengadakan
reproduksi
Yaitu urutan isi disesuaikan dengan naskah asli, tapi
kalimat-kalimat dalam ringkasan yang dibuat adalah kalimat-kalimat baru yang
sekaligus menggambarkan kembali isi dari karangan aslinya.
Selain melakukan tiga hal diatas, juga terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan juga agar ringkasan itu diterima sebagai
suatu tulisan yang baik.
a) Menyusun kalimat tunggal daripada
kalimat majemuk.
b) Meringkas kalimat menjadi frasa,
frasa menjadi kata. Dan mengganti rangkaian gagasan yang panjang menjadi
gagasan yang sentral.
c) Jika memungkinkan, buanglah semua
keterangan atau kata sifat yang ada.
d) Mempertahankan
susunan gagasan dan urutan naskah.
e) Menentukan panjang ringkasan.
Yaitu dengan cara menghitung jumlah seluruh kata dalam
karangan itu dan bagilah dengan seratus. Hasil pembagian itulah merupakan
panjang karangan yangn harus ditulisnya
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alinea tidak
lain dari suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih
luas dari kalimat. Alinea bertujuan untuk memudahkan pengertian dan pemahaman
dengan menceraikan suatu tema dari tema yang lain serta memisahkan dan
menegaskan perkataan secara wajar dan formal.
Alinea
memiliki tiga macam yaitu, alinea pembuka, alinea penghubung dan alinea
penutup. Syarat pembentukan alinea adalah
kesatuan, koherensi dan perkembangan alinea.
Berdasarkan
penempatan ide pokok pada alinea, alinea
dibagi menjadi 4 jenis yaitu alinea deduktif, alinea
induktif, alinea campuran, alinea
deskriptif. dan berdasarkan cara mengembangkan
ide dan alat bantu yang digunakan untuk menjaga kesinambungan pengungkapan ide satu
keruntunan ide dapat dibagi dalam sepuluh bagian, diantaranya alinea definisi, alinea
contoh, alinea
perbandingan, alinea analogi, alinea
klimaks atu induktif, alinea anti
klimak satu
deduktif, alinea campuran alinea sebab-akibat, alinea
proses, alinea
deskriptif.
Untuk
menyusun alinea secara logis-sistematis diperlukan alat bantu berupa
unsur-unsur penyusun alinea, seperti
transisi (transition), kalimat
topik (topic sentence), kalimat
pengembang (development sentence), dan kalimat
penegas (punch-line) keempat unsur penyusun alinea tersebut, terkadang
muncul secara bersamaan, terkadang
pula hanya sebagian yang muncul dalam sebuah alinea.
DAFTAR PUSTAKA
Ambary, Drs.
Abdullah. Tanpa Tahun.Intisari Tatabahasa
Indonesia, Untuk SMTP.Bandung : Djatnika Bandung.
Agustin,
Risa, S.Pd. 2008. Pedoman Umum Ejaan yang
Disempurnakan. Surabaya : SERBA JAYA.
Yahya,
islachuddin. 2007. Teknik penulisan
karangan ilmiah. Surabaya : surya jaya
raya.
Tarigan,Djago.
2009. Membina Keterampilan Menulis
Paragraf dan Pengembangannya. Bandung : Angkasa.
Nazar, Noerzisri A.
2004. Bahasa Indonesia dalam Karangan
Ilmiah. Bandung : Humaniora Utama Press (HUP)
nah mungkin itu tadi contoh makalah yang saya sebutkan mungkin diatas tidak besarta cover, kata pengantar dan daftar isi hanya memberikan contoh isi dari makalah dan tidak memiliki yang namanya footnote jadi di post selanjutnya saya akan memberikan footnotenya, cover, kata pengantar, dan daftar isi jikalau ada kekurangan saya mohon sekali sarannya dan jikalau ada kelebihannya silahkan ambil..
dan jangan lupa lihat-lihat keblog saya ya sampai jumpa temen-temen.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar